Buku ini merupakan novel sejarah yang menggambarkan kemunduran Nusantara pasca kejayaan maritim Majapahit pada abad ke-16. Melalui tokoh Wiranggaleng, kisah ini menggambarkan perlawanan terhadap kekuasaan asing (Portugis) dan upaya mempertahankan jati diri Nusantara di tengah arus penjajahan dari utara.
Novel ini adalah manifesto Ayu Utami tentang sebuh sikap yang dianggap perlu diutamakan di zaman ini seperti halnya sikap religius ataupun spiritual yang kritis.
Buku ini berisi kumpulan tulisan asli karya W.S. Rendra yang pernah dimuat di berbagai media antara tahun 1959 hingga 1989. Tulisan-tulisan ini sebelumnya belum dibukukan dan ditemukan oleh Dwi Klik Santosa saat meneliti Rendra. Buku ini melengkapi pemahaman tentang pemikiran dan ekspresi Rendra, terutama pada masa awal kiprahnya.
Buku ini berisi kumpulan sajak dan esai Bung Hamid yang merefleksikan perjalanan dan kondisi bangsa Indonesia dengan sederhana namun penuh makna. Melalui puisi dan renungannya, Bung Hamid menyuarakan keprihatinan terhadap masalah seperti korupsi dan mengajak pembaca untuk lebih mencintai serta menjaga tanah air yang telah diperjuangkan dengan susah payah.
Buku ini membahas tujuan dan makna penulisan biografi, termasuk bagaimana tokoh sejarah dipahami dalam konteks sosial-historisnya serta potensi manipulasi dalam penggambaran tokoh. Selain itu, buku ini juga menyajikan perbandingan berbagai tokoh sejarah, baik dari Indonesia maupun dunia, untuk memperluas pemahaman dan mendorong refleksi kritis terhadap peran individu dalam sejarah.
Buku ini berisi kumpulan 21 tulisan Jakob Oetama yang diterbitkan di majalah Intisari antara tahun 1963-1965, menampilkan wawancara dan potret berbagai tokoh penting Indonesia dari bidang budaya, sastra, dan sejarah. Tulisan-tulisan ini memperlihatkan keragaman minat Jakob dan kemampuannya menghidupkan karakter tokoh sekaligus merefleksikan situasi sosial dan budaya Indonesia pada masa itu.
Buku ini membahas kritik sosial dan politik Indonesia melalui gaya satire yang tajam dan orisinal, menggambarkan situasi sosial-politik yang tetap relevan dari masa Orde Baru hingga pasca-Soeharto. Karya ini juga memperkaya ragam bahasa Indonesia dan menampilkan perubahan konteks politik lewat tambahan naskah setelah 1998, sehingga termasuk dalam sastra politik Indonesia
Buku ini membahas karya-karya Pramoedya Ananta Toer sebagai cermin sejarah dan karakter bangsa Indonesia. Melalui tulisannya, Pramoedya mengajak pembaca memahami Indonesia dengan jujur, menggali sisi kemanusiaan dan realitas sosial sebagai bahan utama dalam membangun identitas dan masa depan bangsa.
Buku ini merupakan sebuah roman yang didasarkan pada peristiwa sejarah Indonesia antara tahun 1920–1943, dengan tokoh sentral Ibu Inggit Garnasih, istri dari Bung Karno. Meskipun disusun dalam bentuk fiksi, isi cerita merujuk pada wawancara dengan tokoh-tokoh pergerakan dan berbagai sumber tertulis, termasuk pidato-pidato Bung Karno. Penulis menegaskan bahwa buku ini bukan karya sejarah yang …