Buku ini berisi kumpulan sajak dan renungan pribadi yang ditulis oleh seorang diplomat, mencerminkan pengalaman hidupnya di berbagai negara seperti Belanda, Aljazair, dan Kamboja.
Buku ini membahas peran Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dalam menyadarkan masyarakat tentang hukum, hak asasi manusia, dan keadilan, melalui pendekatan budaya, termasuk seni, teater, dan pameran.
Buku ini memuat prosa dan puisi Willem Iskander yang mencerminkan gagasan pembaruan, berpijak pada nilai agama, budaya, dan cita-cita kemajuan. Karyanya dianggap visioner dan tetap relevan meski ditulis lebih dari satu abad lalu.
Buku ini membahas humor sebagai bagian dari folklor yang penting dan bernilai dalam kehidupan masyarakat. Ditulis setelah penundaan panjang, buku ini merupakan bagian kedua dari Humor Mahasiswa Jakarta, dengan fokus pada lelucon non-erotik. Humor dianggap sebagai sarana psikoterapi sosial dalam masyarakat multietnis dan multikelas.
Buku ini ditujukan untuk membantu pengajaran Bahasa Indonesia di tingkat SLA, khususnya dalam keterampilan menulis. Buku ini melengkapi kepustakaan mengarang yang sudah ada dengan menekankan aspek kreativitas dalam penulisan, baik dari segi teknik, bentuk, maupun pendekatan.
Buku ini berisi esai-esai tentang wacana kepengarangan dalam sastra, membahas tarik-ulur antara peran pengarang, kritikus, dan pembaca. Disorot pula isu representasi pengarang perempuan serta pentingnya menghadirkan wacana klasik ke ranah publik. Cocok untuk pegiat sastra, seni, dan filsafat.
Buku ini berisikan sajak-sajak yang tenang dan mencerminkan pemahaman yang lebih mendalam atas kehidupan. Setiap sajak bersifat konstatatif, bukan berupa pertanyaan, serta menunjukkan perkembangan dari sekadar pengertian menuju wawasan yang lebih luas.
Buku ini membahas kumpulan puisi yang menggambarkan keindahan alam dan suasana batin dengan bahasa yang puitis dan imajinatif.
Buku ini berisi kumpulan puisi karya Basyral Hamidy Harahap yang merefleksikan pandangan, perasaan, dan pengalaman hidup penyair dalam berbagai tema.
Buku ini membahas kumpulan tulisan dan pemikiran W.S. Rendra yang mencerminkan pandangannya tentang cinta, kehidupan, kesenian, budaya, dan politik Indonesia, terutama dalam konteks pergulatan selama Orde Baru hingga era Reformasi. Buku ini juga menampilkan catatan pribadi Rendra tentang proses kreatifnya sebagai seniman, yang disebutnya sebagai "Jurnal Penyair".