Novel ini mengisahkan pengalaman seorang perempuan Indonesia yang kuliah di Rusia pada era Perang Dingin 1960-an, mengungkap sisi manusiawi kaum komunis, kehidupan kampus internasional, serta dinamika budaya, agama, dan politik di Uni Soviet.
Buku ini berisi kumpulan puisi karya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mencerminkan renungan nurani, nilai kehidupan, cinta, kepasrahan spiritual, serta kritik dan harapan untuk masa depan.
Buku ini memuat tulisan-tulisan Kahlil Gibran yang membahas keindahan hidup dan jiwa manusia, dengan gaya puitis yang menyentuh emosi dan abadi melampaui zaman.
Buku ini berisi kumpulan cerpen dan puisi karya Tommy Sihotang yang ditulis secara spontan di waktu-waktu tidak lazim. Isinya mencakup tema romantisme, patriotisme, religi, dan humanisme, dengan harapan bisa menyentuh hati dan membangkitkan kesadaran pembaca.
Novel ini mengisahkan tentang perjalanan hidup, cinta, dan keluarga—seorang pemuda yang mencari cinta, seorang pria yang belajar menjadi suami dan ayah, serta kasih sayang ibu dan pesan abadi dari sang bapak.
Novel ini mengisahkan perjalanan hidup Bujang, dari anak kampung hingga terlibat dalam dunia organisasi rahasia. Cerita ini menggambarkan luka, pengkhianatan, dan pencarian makna sejati tentang keluarga dan arti pulang.
Buku ini memuat para eks-tahanan politik di pengasingan Digul, Papua Barat, yang menggambarkan perjuangan hidup mereka di tanah buangan. Disunting oleh Pramoedya Ananta Toer, buku ini menjadi dokumen penting sejarah, sastra, dan bahasa Indonesia, serta menyajikan refleksi mendalam tentang makna kemerdekaan.
Buku ini memuat fenomena korupsi sebagai penyakit sosial yang telah mengakar sejak lama di masyarakat Indonesia. Melalui cerita fiksi seorang pegawai kecil yang tergoda melakukan korupsi karena tekanan ekonomi, Pramoedya Ananta Toer menggambarkan bagaimana korupsi tumbuh dari keterpaksaan menjadi kebiasaan yang meluas. Buku ini merupakan kritik sosial terhadap budaya korupsi, serta sindiran ter…
Buku ini adalah novel fiksi sejarah yang mengangkat kesadaran nasional, ketidakadilan kolonial, dan perjuangan intelektual Indonesia.
Buku ini adalah novel roman sosial karya Sutan Takdir Alisjahbana yang mengisahkan konflik batin, cinta, dan pilihan hidup tokoh-tokohnya, terutama Maria, Yusuf, dan Tuti. Dengan latar pemikiran modern, novel ini menekankan pentingnya rasionalitas, kebebasan memilih pasangan, dan emansipasi perempuan dalam menghadapi perubahan zaman.