Buku ini menyajikan sejarah dunia dengan peta, ilustrasi, dan ringkasan kronologis, mencakup peristiwa budaya, ilmiah, religius, dan politik. Volume kedua membahas sejarah dari Revolusi Prancis hingga masa kini dengan perspektif global.
Buku ini membahas sejarah Jepang dalam bentuk ringkas.
Buku ini membahas peristiwa politik di Filipina, khususnya jatuhnya rezim Marcos pada Februari 1986 dan munculnya "people's power" yang membawa Cory Aquino ke tampuk kekuasaan.
Buku ini membahas dominasi Amerika Serikat dalam tatanan dunia, khususnya setelah peristiwa 9/11, serta dampak kebijakan nasionalistik pemerintahan Bush yang mengutamakan kekuatan militer dan mengabaikan kerja sama internasional. Penulis mengkritik pengaruh AS yang dianggap mengancam stabilitas global dan menekankan perlunya perubahan kebijakan.
Buku ini membahas konsep identitas, multikulturalisme, globalisasi, dan konflik sosial, serta bagaimana pemahaman yang sempit tentang identitas dapat memicu pertikaian. Amartya Sen mengkritik stereotip Timur-Barat dan menawarkan perspektif yang lebih luas tentang keberagaman manusia.
Buku ini membahas pemikiran Edward Said tentang Freud dan kaitannya dengan Zionisme serta identitas orang bukan-Eropa. Buku ini juga mengeksplorasi bagaimana gagasan Freud dapat diterapkan dalam memahami konflik budaya dan politik, khususnya terkait Palestina.
Buku ini berisi pengalaman korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, yang dihimpun oleh saksi mata dan penderita. Buku ini juga mengajak untuk mencegah perang dan menekankan bahwa perdamaian harus dimulai dalam benak manusia, sesuai dengan pesan UNESCO tentang pentingnya perdamaian global.
Buku ini menceritakan kisah Jenderal Iwaichi Fujiwara mengenai perannya dalam operasi intelijen Jepang selama Perang Dunia II, termasuk mendirikan Tentara Nasional India.
Buku ini membahas ambisi militer Jepang di Perang Pasifik, strategi Hideki Tojo, perpecahan internal, kekalahan Jepang, dan dampak bom atom.
Buku ini membahas pembantaian Nanking 1937 oleh tentara Jepang dengan menewaskan 300.000 orang, serta upaya penyelamatan dan penutupan sejarahnya.